Desa di Ujung Kabel Listrik: Hidup dalam Gelap

 

Detik.com, Kami menembus hutan dan menyusuri sungai untuk sampai ke desa-desa yang belum tersentuh listrik. Di sini, anak-anak mengerjakan PR dengan pelita minyak, dan ibu-ibu masih menumbuk padi manual. Padahal, di peta resmi, wilayah ini sudah "teraliri listrik" - ternyata hanya sampai desa sebelah. Inilah ironi pembangunan yang hanya sampai di atas kertas.

 

Sekolah di Ujung Tanduk: Guru Bergaji Rp 300 Ribu/Bulan

 

Di balik gunung, kami temukan guru honorer yang mengajar tiga kelas sekaligus dengan gaji tak seberapa. "Saya bertahan karena tak mau anak-anak di sini jadi buta huruf," katanya. Sementara di kota, anggaran pendidikan triliunan rupiah menguap dalam proyek-proyek fiktif. Mereka mengabdi tanpa tanda jasa, tapi juga tanpa perhatian negara.

 

Klinik Tanpa Obat: Ketika Puskesmas Hanya Jadi Bangunan

 

Kami dokumentasikan puskesmas yang dibangun megah tapi kosong melompong. Tak ada dokter, tak ada obat, hanya plang nama yang mengingatkan pada janji-janji manis. Warga sakit harus berjalan 15 km ke desa sebelah, atau pasrah pada takdir. Inilah wajah nyata "program kesehatan merata" yang selalu diagungkan.

 

Nelayan yang Kehilangan Laut: Proyek Reklamasi Menggusur Kehidupan

 

Kami berbincang dengan nelayan yang mata pencahariannya hilang karena proyek "pembangunan". Tanpa kompensasi memadai, mereka terpaksa jadi buruh serabutan. "Dulu kami kaya raya hasil laut, sekarang dapat ikan susah," keluh seorang nelayan tua. Pembangunan untuk siapa, jika yang terjadi justru pemiskinan sistematis?

Kami melampaui garis-garis di peta resmi untuk menemui manusia-manusia yang tak pernah masuk dalam data statistik. Setiap kilometer yang kami tempuh adalah pengingat: bahwa Indonesia tak hanya ada di Jakarta dan kota-kota besar. Di balik gemerlap pembangunan, ada jutaan rakyat yang terus tertinggal, terlupakan, dan terpinggirkan. Inilah tugas jurnalisme sejati - memastikan tak ada satu pun warga negara yang hilang dari catatan sejarah bangsa sendiri.

https://cdn.cnnindonesia.com/cnnid/images/logo_cnn_fav.png?v=12.0.9